Rabu, 08 Februari 2017

Imanust

"Kau tidak akan pernah tau, semua yang kau tau hanyalah kebetulan dan kau tetap dikutuk dalam ketidaktahuan" Ucok, duda 40 tahun mengaku juru selamat
Bagaimana kau bisa seperti ini ? Kau tua bangka sialan, meludahpun kau tak sanggup. Seorang pria mengolok bangkai anjing yang hampir membusuk. Si pria pergi. Berjalan sambil terus memikirkan umpatan yang baik dan benar terhadap apapun yang ditemuinya. Apa yang lebih menyedihkan dari seekor kecoak yang mampu bertahan dari radiasi nuklir tapi mati mengenaskan di tangan sapu ijuk ibu-ibu di pagi hari ? Si pria itu pun memikirkan jawaban apa yang tepat tapi tentu saja dia kesulitanMemikirkan kecoa saja dia bergidik. Dia  memikirkan umpatan lain. Sialan, kau tak pernah merubah warna kulitmu? Kau buta warna? Anjingpun tak mau mengencingimu pria itu mengolok sebuah hydrant. Pria itu pergi tentu sambil memikirkan umpatan yang lebih baik lagi. Si pria mencoba membuat suara gaduh karena bosan dengan keheningan "bruk bruk duskk bajingan kau anjing sialan bangsat keparat sempak quro" si pria terdiam terbawa keheningan dia berpikir kenapa dia memilih sempak quro sebagai umpatan terakhirnya intonasi yang kurang pas pikirnya. Lalu si pria itu tertawa sekencangnya "hahahahahahahahahahahahahahahahahahaha.........." karena dia tahu tidak akan ada yang menegurnya, mayat-mayat busuk tak mungkin bisa bicara, apalagi mengumpat. Aroma laut menyerua bersamaan dengan bau busuk. Si pria memilih untuk tidur sejenak. -The end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar