Rabu, 16 Maret 2016

Taman Terakhir



Sekarang ku tahu kenapa codot keluar di malam hari. Mungkin karena codot tahu bahwa makhluk berkaki 4 - 2 untuk berjalan - 2 lagi untuk memegang apa saja, jarang sekali dilihat dan itu berarti tidak ada pengganggu jadi codot memutuskan untuk mencari buah segar di malam hari. Tentu itu bukan penjelasan ilmiah kau boleh saja bergumam dalam hati tuk sekedar berbicara kotor tentang penjelasanku tadi.
Suatu hari codot coklat sedang ingin memakan buah yang berwarna hijau dan oranye dalamnya. Itu bukan hal yang mudah untuk si codot bukan karena tidak sedang musimnya. Bagaimana kau bisa mencari pepohonan jika benda benda keras yang menguasai seluruh isi bumi pikir si codot. Sambil terbang mengelilingi entah benda apa - menjulang tinggi - dan sedikit matahari kecil mengelilinginya. Dia ingat perkataan temannya yang usianya lebih tua bahwa si tua mendaku bahwa usia mudanya sangatlah menyenangkan. Si tua bercerita menerus hingga mulutnya berbusa mengenai masa mudanya yang dengan mudah mencari makanan. Ya sialnya mungkin akan tertangkap oleh karet yang tak mirip karet buatan makhluk sialan, itupun jarang ditemui karena karet yang tak mirip karet itu terlihat jelas oleh mata codot yang didesain sebegitu bergunannya.
Penciptaku memang luar biasa, kupikir bahwa makhluk besar itu cukup dungu juga. Mungkin ada yang mau menambahkan umpatan lain? Ya aku sempat membenci perbincanganku bersama si codot tua tapi untuk saat ini aku ingin sekali muda bersamannya menikmati setiap gigitan makanan dan terbang tanpa harus bertemu benda-benda tinggi yang menutupi penglihatannya.
Malam itu sama seperti malam kemarin dan itu akan terulang lagi sampai codot-codot menjelma menjadi mutan dan menguasai isi bumi. Si codot muda terbang mengelilingi tanah lapang maksudku satu-satunya taman yang berada di area itu. Seperti layaknya codot pada umumnya, dia menuju ke satu-satunya pohon yang berada di taman tersebut. Dia berharap keajaiban datang dari pohon tinggi yang satu-satunya tumbuh menjulang di area itu yang memiliki daun yang menyerupai rerumputan menghasilkan buah hijau yang besar dan segar. Padahal codot paham pohon itu sudah tidak bisa berbuah lagi kadang ke-putus asa-an membuat seseorang menjadi naif.
Tak ada buah dan codot tau itu. Dia harus menahan lapar untuk ke-sekian kali-nya dan sayangnya malaikat masih sayang terhadap si codot muda, dia membiarkan dulu codot tersiksa di bumi. Malam itu codot sedang senggang dan tidak ingin melakukan apa-apa. Dia mencoba mengamati apa yang dilakukan oleh makhluk sialan yang tengah sibuk di lahan kosong tersebut padahal codot tahu betul bahwa makhluk-makhluk menjijikan itu selalu berhibernasi di malam hari. Codot muda cukup heran dengan yang dilakukan makhluk-makhluk tersebut. Dengan menggunakan benda-benda besar yang menyerupai gajah dan bisa berjalan menghancurkan tanah kosong beserta suara yang amat berisik menyertainya dan kabar buruk-nya tanah tersebut satu-satunya tanah dimana codot muda menemukan sedikit makanan yang bisa dimasukan ke rongga mulut-nya walaupun tak enak.

Yah, codot mulai menyadari dirinya, makhluk yang pintarlah yang bisa menguasai bumi ini beserta doa yang pertama kali di ucapkan oleh si codot muda yaitu teruntuk generasi codot berikutnya supaya menjadi mutan, mutan mawut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar